Jika hidup ini dimaknai dengan sebuah teka-teki atas segala skenario yang datang dari Tuhan yang Esa, maka seluruh ummat manusia akan selalu bertanya tentang hidup, karir, jodoh, dan rizkinya masing-masing. dan tentu dari apa yang menjadi pertanyaan itu akan mendapatkan jawaban yang berbeda-beda satu sama lain, terlepas apakah jawaban itu memuaskan, mengecewakan, atau tidak sesuai dengan harapan, apapun semua itu harus diterima dengan hati tulus dan sabar.
Seluruh peristiwa yang terjadi, semua atas dasar kehendak-Nya, baik itu senang, dan bahagia, sedih atau derita, merupakan ujian, tantangan, atau pendidikan yang di terapkan oleh sang maha kuasa kepada hamba-hambanya. Apapun itu bentuknya, semuanya harus di lewati dengan hati ikhlas untuk menerima segala kehendak-Nya.
Dunia ini ibarat sebuah panggung besar nan luas, dengan isi yang sangat beragam, di dalamnya ada pohon-pohon, bintang, lautan, dan manusia, seluruhnya di peruntukkan bagi manusia untuk dikelola semaksimal mungkin, karena manusia di berikan satu kelebihan yakni akal pikiran untuk senantiasa potensi berpikir di gunakakan sesuai dengan pengetahuan yang di dapatkan.
Kembali lagi pada sebuah pertanya "menunggu sebuah jawaban" maka hal itu tidak bisa kita hindari, kapan kebahagiaan itu datang? mengapa derita selalu menyelimuti jiwa kita? kemana arah hidup akan di tuju? apa yang menjadi sebab kesalahan yang sering kita lakukan? pertanyaan-pertanyaan itu kembali kepada diri kita masing-masing, bahwasanya kita memiliki pengalaman yang berbeda, dan pengetahuan berbeda pula, tinggal bagaimana kita menyikapi hadirnya problem di tengah kita untuk diselesaikan secara bijak.
Setiap manusia memiliki problem dengan kapasitas yang berbeda. Dalam kehidupan sosial-masyarakat problem terjadi karena adanya interaksi dan gesekan sosial antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, terjadi antar personal, tetapi ada problem secara komunal dalam naungan kelembagaan, seperti dalam konstek pemerintahan, orpol, ormas, dan lain sebagainya.
Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, maka sebenarnya kita hidup di bawah naungan NKRI, dan wajib menjaga, mempertahankan, dan mencintai Negara Indonesia ini dengan sepenuh hati. apa sebenarnya konstribusi kita terhadap NKRI ini sebagai negara yang di dalamnya terdiri dari masayarakat muslim, kristen katholik, kristen protestan, konghucu, budha, dan hindu? hal yang paling mudah yakni menjadi warga negara yang baik, dan mengikuti seluruh aturan yang di terapkan dalam kesatuan UUD republik Indonesia. Kemudian membangun rasa toleransi antar sesama warga negara dengan cara saling menghormati perbedaan.
Ancaman bagi NKRI saat ini adalah serangan budaya asing sangat berpengaruh dalam perkembangan kehidupan sosial-masyarakat, disamping itu pula, paham radikalisasi yang berujung teror di belahan negara ini, merebaknya pengedaran obat terlarang seperti Narkoba dan sejenisnya perlu untuk di antisipasi sedini mungkin, maka ke-aktif-an masyarakat untuk mencegah hal-hal di atas sangat di butuhkan untuk di sinergikan dengan aparat pemerintahan.
Budaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme juga sangat melekat di tubuh birokrasi yang kemudian juga di ikuti oleh sebagian masyrakat, dimana akar persoalan yang terjadi ini sebenarnya? apakah problem pendidikan? Agama? Budaya? Ekonomi? atau persoalan mental untuk memperkaya diri sendiri, sehingga budaya korupsi ini menjamur terutama di tubuh birokrasi.
Hanya sang waktu dan peran dari orang tua mendidik putra-putrinya, suatu saat jawaban atas problem bangsa ini akan menjadi catatan sejarah atas maju atau mundurnya bangsa ini di kemudian hari.