Home

Wednesday, March 9, 2016

Penumpang Berwajah Gelap Warnai Dinamika Politik Jember

Jember merupakan kabupaten terbesar ke-3 setelahnya Kabupaten Malang, tentu dinamika politiknya cukup keras dan tajam, hal tersebut di sampaikan oleh Direktur Indonesian Crisis Centre (ICC) dalam Fokus Grup Diskusi (FGD) IV di Kantor Harian Memo Timur, Selasa (08/09), Jam 12.00 WIB.

Menurut Nurdiansyah Rachman selaku Direktur ICC menyatakan “Para penumpang berwajah gelap itu membawa misi untuk kepentingan memperkaya diri, dengan cara memperoleh jabatan yang diinginkan, mengapa demikian? Hal ini kembali lagi berkaitan dengan dinamika politik Jember dengan konsepsi “tidak ada lawan ataupun kawan abadi, yang ada adalah kepentingan abadi”.

“Para pejabat Pemda dengan jajarannya juga diharapkan  menjaga dan melestarikan budaya lokal, hal ini dalam rangka menumbuhkan rasa kepemilikan dan kecintaan terhadap Negeri ini”. Tandasnya.
FGD IV dengan tema “ Peran Pers Dalam Proses Pembangunan”. Berbagai gagasan dan argumentasi muncul, dalam diskusi terbatas itu yang hanya dihadiri oleh para Jurnalis di Jember, Ketua DPRD Jember, Wakil Ketua DPRD Jember, dan Kapolres Jember.

Munculnya pemikiran mengenai penumpang berwajah gelap, merupakan bentuk ketidakpuasan atas prosesi dan dinamika politik di Jember yang telah mengantarkan dr. Faida MMR sebagai orang nomor satu. Faida MMR sebagai bupati dari kaum perempuan tentu kritik dan hujatan menjadi bagian dari dinamika yang ada, sehingga lawan maupun kawan diharapkan mampu untuk melakukan rekonsiliasi demi kepentingan pembangunan Jember yang lebih besar.

Insan Pers juga diharapkan menjadi corong bagi pembangunan Jember dengan konsep transparansi, akuntabilitas, dan mampu bersinergi dengan pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat.

Sementara itu menurut Humas Pemda Jember, Zainal Abidin menyatakan “ Peran Pers dalam proses pembangunan di Kabupaten Jember, sebagai mitra kerja pemerintah, dan diharapkan tetap kritis, tajam, akurat dan terpotret sesuai dengan fakta”.

“Diberbagai belahan daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Jember salah satunya, telah terjadi perang asimetris (perang dengan menggunakan pihak ketiga), sehingga keterlibatan Insan Pers dalam menyajikan data dan fakta tidak sesuai denga apa yang terjadi di lapangan”. Tandas mantan wartawan senior Drs. Aga Suratno

Jember akan menjadi daerah yang maju dan di segani, jika para penumpang berwajah gelap di bersihkan, sehingga dalam proses pemerintahan ke depan di harapkan di tempati oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya, dengan asas profesionalitas dan proporsional.
Comments
0 Comments
Designed By Faisol Akhmad