Home

Wednesday, March 9, 2016

Bersabarlah Menunggu

Belum bisa kupastikan, kapankah aku akan berjumpa dengan engkau kembali, melewati waktu bersama dalam suka dan duka. Rasa itu sudah tumbuh semakin kuat dan membesar dalam jiwa kita, walaupun jarak dan waktu membentang luas antara Jember dan Magelang. Apakah Tuhan sedang menguji hati dan cinta kita? Apakah komitmen dalam hati kita akan luntur di terpa sang waktu? Ataukah semuanya merupakan skenario Tuhan untuk mencapai pelaminan yang diharapkan.

Jika engkau adalah garis jalan hidupku yang tertuang dalam catatan takdir, pasti jalan yang sulit itu bisa dilalui, dan akan muncul kemudahan-kemudahan yang pada waktunya jiwa dan hati kita menjadi satu dalam restu bapak dan bundo, yang merupakan manifestasi restu dari sang Ilahi Robbi.

Jangan pernah merasa kuwatir, cemas ataupun takut, sebab semuanya telah digariskan dalam sketsa hidup, Jika engkau   takdirku, Maka Giyanti akan kujadikan Monumen Perjanjian Dua Hati untuk saling mengasihi dan menyayangi. Puncak Giyanti itulah yang telah menjadi sejarah hidup pertemuan Aku dan Engkau, dua insan yang saling jatuh hati, Namun harus terhalang oleh makhluk Durjana yang ku sebut Iblis berwajah manusia.

Surga pasti akan kita dapatkan dan berada dalam genggaman, walau neraka terus berjanji untuk menghaibisi cinta kita, Tapi Ingat bahwa kita punya Tuhan yang maha kuasa dan akan selalu menolong dalam setiap kesulitan itu.

Aku sangat berharap engkau bersabar menunggu hatiku yang terus berjuang untuk membawamu dalam ruang kebahagian. Jiwaku sungguh sangat tulus berharap menjadikanmu pendamping hidup sampai akhir hayatku menjemput. Berdoalah selalu dengan jiwa yang tulus nan bersih, sehingga rasa dalam jiwa kita menjadi satu dan tak terpisahkan selamanya, sampai akhir hayat dan sampai menuju kehidupan yang selanjutnya, yakni kehidupan di alam akhirat.

Duhai rinduku, tak pernah terbayangkan jiwa kita harus berjarak dalam ruang yang cukup jauh, tetapi jangan pernah berputus asa, dan selalu berharap dengan doa kepada Tuhan yang Esa, sebab atas kehendakNya lah, segala sesuatu itu pasti akan terjadi.

Kuasa dan kehendak Tuhan ada di atas kepentingan dan keinginan kita, tetapi berupaya dengan sungguh-sungguh dan hati tulus, tentu akan membuahkan hasil yang indah, yakni kebahagiaan. Kebahagian itu adalah tentramnya hati dan jiwa, ketika hati itu menjadi sempurna dalam satu wadah, yaitu pernikahan dan rumah tangga sakinah, mawaddah, dan warohmah.

Aku berjuang dengan sungguh-sungguh dan penuh kesabaran, berharap mendatangimu dalam situasi yang indah, walaupun tidak bisa kita pungkiri, masih banyak sisa-sisa persoalan yang harus di tanggulangi, supaya hal tersebut tidak menjadi beban dalam hati.

Jangan lagi bersedih, sebab ku berharap kebahagiaan itu tumbuh dalam dirimu, meski hal tersebut harus tersirami dari cinta dan kasih sayang dalam hatiku. Bersabarlah dengan terus berdoa, dan jangan menjadikan cinta itu menjadi buta, karena cinta yang buta cenderung akan menghalalkan segala cara. Aku hanya ingin mencintai, menyayangi, mengasihi, berbagi dengan tulus dan ikhlas dengan dirimu, sebab engkaulah orang pertama mengisi kekosongan hatiku, sehingga aku pun tidak mungkin untuk melupakanmu begitu saja.

Semoga Tuhan   menghendaki, aku pun siap menjadi Imam dunia-akhirat bersamamu, merajut asa, meraih   mimpi, dan melaksanakan kewajiban-kewajiban secara dhogiriyah maupun bathiniyah, sehingga pondasi bangunan rumah tangga itu kokoh, meski di terpa badai besar sekalipun.

Duhai cinta dan rinduku, walau raga harus terpisah cukup jauh, namun jiwa kita tetap satu tak terpisahkan, walaupun ragamu harus dekat dengan orang lain yang mencoba dan memaksa masuk ke dalam dirimu, aku yakin jiwamu masih dan akan selalu bersamaku, sehingga aku sangat berharap Tuhan menghendaki, merestui, dan memberi jalan kemudahan bagi kita untuk merajut benang halal dalam ruang cinta bernama pelaminan. Amin ya Robbal Alamin.

Aku tidak akan pernah menyerah dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada waktu itu, meski aku harus memilih meninggalkan dirimu dengan perasaan berat, karena engkau harus berkumpul dengan para binatang jalang itu, tetapi aku yakin bahwa engkau mampu membereskan berbagai problem yang terjadi, dan aku juga sangat yakin, beberapa orang yang telah menyakiti hati dan perasaanku, mereka tidak akan pernah hidup tenang sampai akhir hayatnya, kecuali mereka mau mendatangi diriku dan memohon maaf dengan sangat dan tulus terhadap diriku, hingga aku pun laksana hembusan angin, berlalu tanpa diketahui makna dan manfaatnya.

Hati-hati engkau yang disana, karena mereka adalah sekumpulan binatang Jalang, dan haus akan kehormatan, pengakuan, dan kekuasaan. Jangan pernah tertipu oleh intrik dan tipu muslihat yakni memainkan peran dengan topeng-topeng kepalsuan. Amati dan analisa masing-masing kepala yang otaknya berisi kotoran, berbagai cara akan dilakukan demi memuaskan hawa nafsunya, tanpa mengindahkan hati dan perasaan orang lain. Kematian hati Nurani telah membelenggu dan menjadikan mereka laksana binatang buas kelaparan, siap menerkam kapan, dan dimana saja untuk dijadikan tumbal. Aku tidak akan pernah rela sedikitpun engkau terluka baik psikis maupun biologis.
(Bersambung).... 
Comments
0 Comments
Designed By Faisol Akhmad