Memasuki
era modernisasi dan globalisasi ini, dunia seakan mudah di jangkau dengan
pesatnya pengetahuan dan tekhnologi. Akses pengetahuan sangat mudah untuk
didapatkan, dan secara aplikatif sangat mudah untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dampak dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
memicu dua sisi yang kontra produktif. Satu sisi pengetahuan dan tekhnologi
memberi perubahan terhadap pola pikir dan pola laku manusia, sementara pada
sisi yang lain ada dampak negatif, salah satunya adalah dampak dari
westernisasi yang mempengaruhi pola pikir dan pola laku kaum muda.
Tugas
penting dalam dunia pendidikan tetap menggali, mengembangkan dan mengarahkan
potensi peserta didik untuk memiliki akhlakul karimah, dengan berbekal
pengetahuan dan keterampilan yang memiliki banyak nilai manfaat pada fase
kehidupan dalam bermasyarakat.
Pendidikan
yang memiliki kualitas yang tinggi, juga diimbangi dengan manajemen pendidikan
yang bermutu, karena lembaga pendidikan butuh pengelola yang profesional sesuai
dengan bidang dan profesi dari tiap-tiap individu seorang guru dan kepala
sekolah.
Manajemen
sekolah merupakan ruh dari pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang
berkualitas harus menyadari titik kelemahan dan kekurangannya, agar senantiasa
melakukan introspeksi dan evaluasi diri, guna meningkatkan mutu pendidikan itu
sendiri. Perbaikan dalam pendidikan
harus dijalankan dan dilakukan secara continuitas, guna memperoleh hasil yang
maksimal sesuai dengan harapan semua pihak.
Ada
beberapa hal yang perlu dicermati mengenai perbaikan pendidikan secara terus
menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya,
saat ini dan untuk masa yang akan datang. Harus diterapkan dalam keangka
perbaikan terus menerus sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau stakeholder.
Dengan
konsep Total Quality Management ( TQM ) yang merupakan suatu metode
dalam membangun sekolah, sekolah akan memiliki kredibilitas yang tinggi. TQM
adalah pendekatan praktis dan strategis dalam menjalankan roda organisasi yang
memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan kliennya. Karena kebutuhan
pelanggan dan klien akan selalu berubah dan berkembang, maka manajemen sekolah
dan pelayanan sekolah terhadap pelanggan (stakeholder) juga harus terus
diperbaiki dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat sekitar
sekolah. Maka, mutu merupakan kebutuhan stakeholder saat ini, sehingga mutu bersifat
tentatif dan akan terus berubah seiring dengan berubahnya era.[1]
Perubahan
yang bersifat tentatif dalam dunia pendidikan perlu dipersiapkan sedini
mungkin, untuk menjaga-jaga hal-hal tidak diinginkan terjadi, sehingga terobosan baru dalam dunia
pendidikan juga merupakan hal yang selalu diinginkan, yakni dalam rangka
menjaga mutu pendidikan itu sendiri.
Era
modernisasi ini adalah bentuk dari pemikiran sebelumnya, bahkan dalam sekolah
yang terus menerus melakukan perbaikan menuju kemajuan bersama, tidak bisa kita
pungkiri, manajemen sekolah menjadi suatu hal yang sangat besar dampaknya bagi
kemajuan pendidikan itu sendiri.
Manajemen
sendiri merupakan sebuah proses untuk mencapai tujuan organanisasi dengan
melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu : merencanakan (Planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading) dan mengendalikan (controling).
Oleh karenanya manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama dengan
memanfaatkan semua sumber personil dan material yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.[2]
Proses
kerjasama ini merupakan bentuk visi dan misi yang akan dicapai oleh suatu
pendidikan, guna meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri, walaupun dalam perjalanannya
proses tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada banyak persoalan dan
perbedaan pendapat menjadi bumbu dalam proses kerjasama itu untuk menjadi satu
persepsi, yakni dalam rangka mengembangkan pendidikan, serta mengerahkan
peserta didik supaya sadar untuk menggali potensi yang dimikinya sekaligus
mengembangkan potensi tersebut menjadi suatu hal yang bermanfaat baik bagi diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat luas.
Manajemen
sekolah akan terus mencari bentuk yang sesuai dengan keinginan masyarakat atau
stakeholder, begitu pula dalam bentuk, pola, serta dasar yang sesuai dengan
perkembangan lingkungan sekolah. Dalam hal ini Luthans menyatakan bahwa
organisasi akan berusaha untuk menciptakan suatu struktur agar dapat
mengordinasi aktivitas-aktivitas dan mengontrol tindakan-tindakan anggota
organisasi tersebut.[3]
Oleh
sebab itu bentuk sebuah organisasi dalam menajemen sekolah akan terjadi gesekan
yang sesuai dengan keinginan stakeholder. Stakeholder merupakan faktor
eksternal yang menuntut kesesuaian manajemen sekolah dengan keinginan
eksternal, sehingga akan terjadi proses perubahan dan kesesuain dengan faktor
eksternal itu sendiri.
Perlunya
ada terobosan baru dalam dunia pendidikan, mengingat pendidikan yang berkembang
di Indonesia khususnya masih cukup tertinggal jauh dengan negara tetangga,
misalkan malaysia yang berada pada urutan ke 64, dan Brunai Darussalam yang
berada pada urutan 34. Sementara Indonesia masih dalam posisi 69. Disinilah
pentingnya manajemen, peran dan fungsinya dalam dunia pendidikan cukup besar
untuk memberikan pencerah dan perubahan itu sendiri, sehingga sekolah akan
mencapai kualitas yang diharapkan dan mampu berkompetisi di kancah global.
Sebagaimana
tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 2 adalah pendidikan yang
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Bila dicermati lebih mendalam, visi
dan misi pendidikan di Indonesia hanya sebatas Utopia dan gagasan filosofis tanpa adanya
implementasi praktis.[4]
Secara
konseptual pendidikan di Indonesia sudah memenuhi standart yang di inginkan,
namun ada banyak problem yang menyebabkan pendidikan di Indonesia masih jauh
dari harapan, salah satunya adalah mengenai manajemen sekolah yang seringkali
diabaikan, dan pada akhirnya berdampak terhadap sasaran yang ingin dicapai,
sehingga apa yang diharapkan tidak terealisasi berakibat fatal terhadap proses
perkembangan dan perubahan pendidikan di Indonesia.
Perlu
disadari bersama-sama bahwasanya manajemen sekolah untuk mencapai kualitas pendidikan kita masih
cukup jauh dari harapan, sebab masih belum ada standarisasi yang baku untuk
menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.
Peran
serta pemerintah, masyarakat, dan guru khususnya teramat penting dalam proses
mencapai sasaran dan target yang akan dicapai, sebab manajemen pendidikan
merupakan bentuk dari sebuah organisasi besar dengan tujuan mengembangkan
potensi peserta didik, serta sebagai alat untuk proses transformasi knowledge
terhadap peserta didik.
Langkah
yang paling tepat adalah menyebarluaskan dan mengintroduksi terlebih dahulu
perspektif otonomi sekolah atas dasar School Based Management ( SBM )
yang memfokuskan pada mutu pendidikan, sehingga menjadi kepedulian yang
mendalam dari para pengelola pendidikan
atau guru guna mewujudkan rencana strategis sekolah secara matang dan
tepat guna. Dengan demikian implementasi dari Total Quality Management (
TQM ) akan berarti pada kebebasan untuk berpendapat bagi seluruh komponen
sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran pun, kebebasan berpendapat akan
menciptakan iklim yang dialogis antara siswa dan guru, siswa dengan kepala
sekolah, serta guru dan kepala sekolah, singkatnya kebebasan berpendapat dan
keterbukaan antara seluruh warga sekolah.[5]
Bentuk
dialogis yang tercipta dalam lingkungan sekolah, akan menciptakan iklim yang
harmonis, walaupun dengan perbedaan pendapat antar siswa, guru, dan kepala
sekolah. Oleh sebab itu iklim yang harmonis akan menciptakan suasana belajar
mengajar akan terasa lebih indah.
Sumber
Rujukan :
Akhmadsudrajad.wodrpress.com, Manajemen Pendidikan, diakses pada 13
januari 2015
Fred
Luthans, Organization Behavior 8th Edition. ( Noart Amerika :
McGraw-Hill/Irwin, 1998 )
Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi
Pendidikan, Jogjakarta, Ircisod, 2010, hal 370-371
www.idekubagus.com, Menuju Kualitas Pendidikan Di Indonesia, diakses pada 13
Januari 2015
[1]
Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi Pendidikan,
Jogjakarta, Ircisod, 2010, hal 370-371
[2] Akhmadsudrajat.wodrpress.com,
manajemen pendidikan, diakses pada 13 januari 2015
[3]
Fred Luthans, Organization Behavior 8th Edition. ( Noart Amerika :
McGraw-Hill/Irwin, 1998 ) Hal. 98
[4] www.idekubagus.com, Menuju Kualitas
Pendidikan Di Indonesia, diakses pada 13 Januari 2015
[5]
Ibid, hal. 373-374