Home

Wednesday, August 5, 2015

Manajemen Sekolah Menuju Pendidikan Berkualitas




Memasuki era modernisasi dan globalisasi ini, dunia seakan mudah di jangkau dengan pesatnya pengetahuan dan tekhnologi. Akses pengetahuan sangat mudah untuk didapatkan, dan secara aplikatif sangat mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, memicu dua sisi yang kontra produktif. Satu sisi pengetahuan dan tekhnologi memberi perubahan terhadap pola pikir dan pola laku manusia, sementara pada sisi yang lain ada dampak negatif, salah satunya adalah dampak dari westernisasi yang mempengaruhi pola pikir dan pola laku kaum muda.

Tugas penting dalam dunia pendidikan tetap menggali, mengembangkan dan mengarahkan potensi peserta didik untuk memiliki akhlakul karimah, dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan yang memiliki banyak nilai manfaat pada fase kehidupan dalam bermasyarakat.

Pendidikan yang memiliki kualitas yang tinggi, juga diimbangi dengan manajemen pendidikan yang bermutu, karena lembaga pendidikan butuh pengelola yang profesional sesuai dengan bidang dan profesi dari tiap-tiap individu seorang guru dan kepala sekolah.

Manajemen sekolah merupakan ruh dari pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas harus menyadari titik kelemahan dan kekurangannya, agar senantiasa melakukan introspeksi dan evaluasi diri, guna meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.  Perbaikan dalam pendidikan harus dijalankan dan dilakukan secara continuitas, guna memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan harapan semua pihak.

Ada beberapa hal yang perlu dicermati mengenai perbaikan pendidikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Harus diterapkan dalam keangka perbaikan terus menerus sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau stakeholder.

Dengan konsep Total Quality Management ( TQM ) yang merupakan suatu metode dalam membangun sekolah, sekolah akan memiliki kredibilitas yang tinggi. TQM adalah pendekatan praktis dan strategis dalam menjalankan roda organisasi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan kliennya. Karena kebutuhan pelanggan dan klien akan selalu berubah dan berkembang, maka manajemen sekolah dan pelayanan sekolah terhadap pelanggan (stakeholder) juga harus terus diperbaiki dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat sekitar sekolah. Maka, mutu merupakan kebutuhan stakeholder saat ini, sehingga mutu bersifat tentatif dan akan terus berubah seiring dengan berubahnya era.[1]

Perubahan yang bersifat tentatif dalam dunia pendidikan perlu dipersiapkan sedini mungkin, untuk menjaga-jaga hal-hal tidak diinginkan  terjadi, sehingga terobosan baru dalam dunia pendidikan juga merupakan hal yang selalu diinginkan, yakni dalam rangka menjaga mutu pendidikan itu sendiri.

Era modernisasi ini adalah bentuk dari pemikiran sebelumnya, bahkan dalam sekolah yang terus menerus melakukan perbaikan menuju kemajuan bersama, tidak bisa kita pungkiri, manajemen sekolah menjadi suatu hal yang sangat besar dampaknya bagi kemajuan pendidikan itu sendiri.

Manajemen sendiri merupakan sebuah proses untuk mencapai tujuan organanisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu : merencanakan (Planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading) dan mengendalikan (controling). Oleh karenanya manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan material yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.[2]
 
Proses kerjasama ini merupakan bentuk visi dan misi yang akan dicapai oleh suatu pendidikan, guna meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri, walaupun dalam perjalanannya proses tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada banyak persoalan dan perbedaan pendapat menjadi bumbu dalam proses kerjasama itu untuk menjadi satu persepsi, yakni dalam rangka mengembangkan pendidikan, serta mengerahkan peserta didik supaya sadar untuk menggali potensi yang dimikinya sekaligus mengembangkan potensi tersebut menjadi suatu hal yang bermanfaat baik bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat luas.

Manajemen sekolah akan terus mencari bentuk yang sesuai dengan keinginan masyarakat atau stakeholder, begitu pula dalam bentuk, pola, serta dasar yang sesuai dengan perkembangan lingkungan sekolah. Dalam hal ini Luthans menyatakan bahwa organisasi akan berusaha untuk menciptakan suatu struktur agar dapat mengordinasi aktivitas-aktivitas dan mengontrol tindakan-tindakan anggota organisasi tersebut.[3]  

Oleh sebab itu bentuk sebuah organisasi dalam menajemen sekolah akan terjadi gesekan yang sesuai dengan keinginan stakeholder. Stakeholder merupakan faktor eksternal yang menuntut kesesuaian manajemen sekolah dengan keinginan eksternal, sehingga akan terjadi proses perubahan dan kesesuain dengan faktor eksternal itu sendiri. 

Perlunya ada terobosan baru dalam dunia pendidikan, mengingat pendidikan yang berkembang di Indonesia khususnya masih cukup tertinggal jauh dengan negara tetangga, misalkan malaysia yang berada pada urutan ke 64, dan Brunai Darussalam yang berada pada urutan 34. Sementara Indonesia masih dalam posisi 69. Disinilah pentingnya manajemen, peran dan fungsinya dalam dunia pendidikan cukup besar untuk memberikan pencerah dan perubahan itu sendiri, sehingga sekolah akan mencapai kualitas yang diharapkan dan mampu berkompetisi di kancah global.

Sebagaimana tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 2 adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Bila dicermati lebih mendalam, visi dan misi pendidikan di Indonesia hanya sebatas Utopia  dan gagasan filosofis tanpa adanya implementasi praktis.[4]

Secara konseptual pendidikan di Indonesia sudah memenuhi standart yang di inginkan, namun ada banyak problem yang menyebabkan pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan, salah satunya adalah mengenai manajemen sekolah yang seringkali diabaikan, dan pada akhirnya berdampak terhadap sasaran yang ingin dicapai, sehingga apa yang diharapkan tidak terealisasi berakibat fatal terhadap proses perkembangan dan perubahan pendidikan di Indonesia.

Perlu disadari bersama-sama bahwasanya manajemen sekolah  untuk mencapai kualitas pendidikan kita masih cukup jauh dari harapan, sebab masih belum ada standarisasi yang baku untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik. 

Peran serta pemerintah, masyarakat, dan guru khususnya teramat penting dalam proses mencapai sasaran dan target yang akan dicapai, sebab manajemen pendidikan merupakan bentuk dari sebuah organisasi besar dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik, serta sebagai alat untuk proses transformasi knowledge terhadap peserta didik.

Langkah yang paling tepat adalah menyebarluaskan dan mengintroduksi terlebih dahulu perspektif otonomi sekolah atas dasar School Based Management ( SBM ) yang memfokuskan pada mutu pendidikan, sehingga menjadi kepedulian yang mendalam dari para pengelola pendidikan  atau guru guna mewujudkan rencana strategis sekolah secara matang dan tepat guna. Dengan demikian implementasi dari Total Quality Management ( TQM ) akan berarti pada kebebasan untuk berpendapat bagi seluruh komponen sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran pun, kebebasan berpendapat akan menciptakan iklim yang dialogis antara siswa dan guru, siswa dengan kepala sekolah, serta guru dan kepala sekolah, singkatnya kebebasan berpendapat dan keterbukaan antara seluruh warga sekolah.[5]

Bentuk dialogis yang tercipta dalam lingkungan sekolah, akan menciptakan iklim yang harmonis, walaupun dengan perbedaan pendapat antar siswa, guru, dan kepala sekolah. Oleh sebab itu iklim yang harmonis akan menciptakan suasana belajar mengajar akan terasa lebih indah.

Sumber Rujukan :

Akhmadsudrajad.wodrpress.com,  Manajemen Pendidikan, diakses pada 13 januari 2015

Fred Luthans, Organization Behavior 8th Edition. ( Noart Amerika : McGraw-Hill/Irwin, 1998 )
Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi Pendidikan, Jogjakarta, Ircisod, 2010, hal 370-371  
www.idekubagus.com, Menuju Kualitas Pendidikan Di Indonesia, diakses pada 13 Januari 2015


[1] Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi Pendidikan, Jogjakarta, Ircisod, 2010, hal 370-371
[2] Akhmadsudrajat.wodrpress.com, manajemen pendidikan, diakses pada 13 januari 2015
[3] Fred Luthans, Organization Behavior 8th Edition. ( Noart Amerika : McGraw-Hill/Irwin, 1998 ) Hal. 98
[4] www.idekubagus.com, Menuju Kualitas Pendidikan Di Indonesia, diakses pada 13 Januari 2015
[5] Ibid, hal. 373-374
Comments
0 Comments
Designed By Faisol Akhmad